FENOMENA GERHANA


Gerhana matahari atau bulan adalah salah satu tanda kebesaran Allah.

Gerhana jangan diartikan macam-macam, dan yang bukan-bukan.

Gerhana juga jangan dikaitkan dengan kematian atau kelahiran seseorang dan bukan sebagai firasat tertentu.

Ketika terjadi gerhana Rasulullah ﷺ memerintahkan kaum Muslimin untuk shalat, bersodaqoh dan memohon perlindungan pada Allah.

عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ، فَقَامَ، فَأَطَالَ القِيَامَ، ثُمَّ رَكَعَ، فَأَطَالَ الرُّكُوعَ، ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ القِيَامَ وَهُوَ دُونَ القِيَامِ الأَوَّلِ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ، ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ، ثُمَّ فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ مَا فَعَلَ فِي الأُولَى، ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ انْجَلَتِ الشَّمْسُ، فَخَطَبَ النَّاسَ، فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ، فَادْعُوا اللَّهَ، وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا ✾ رواه البخاري في كتاب الجمعة ١٠٤٤

 
Aisyah meriwayatkan: Pada masa Rasulillah ﷺ. terjadi gerhana matahari, maka Rasulullah ﷺ sholat berjamaah dengan manusia.

Nabi berdiri lama, kemudian rukuk dengan rukuk yang lama, kemudian berdiri lagi lama namun masih lama yang awal.

Kemudian Nabi rukuk kedua lamanya kurang dari rukuk pertama.

Kemudian Nabi sujud lama sekali.

Setelah itu Nabi mengerjakan rakaat kedua seperti rakaat pertama.

Kemudian Nabi bubar dan matahari mulai muncul.

Maka kemudian Nabi berkhotbah pada manusia, beliau memuji pada Allah terus berkhotbah:

Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua ayat (tanda kebesaran) Allah dari banyak ayat Allah.

Gerhana bukan karena matinya seseorang atau karena lahirnya seseorang.

Ketika kalian menjumpai gerhana, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah dan sholatlah dan bersodaqohlah.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، جَهَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلاَةِ الخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ، فَإِذَا فَرَغَ مِنْ قِرَاءَتِهِ كَبَّرَ، فَرَكَعَ وَإِذَا رَفَعَ مِنَ الرَّكْعَةِ قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ، ثُمَّ يُعَاوِدُ القِرَاءَةَ فِي صَلاَةِ الكُسُوفِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ ✾ رواه البخاري في كتاب الجمعة ١٠٦٥

Aisyah r.a. meriwayatkan : Nabi ﷺ mengeraskan bacaannya dalam sholat gerhana, ketika selesai membaca beliau takbir, kemudian rukuk.

Ketika berdiri dari rukuk Nabi mengucap: “Sami’allahu liman hamidah”

Kemudian mengulangi lagi bacaan sholat khusuf (gerhana) empat rukuk dalam dua rakaat dan empat sujud.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARAWIH DIMASJID TAPI WITIRNYA DIRUMAH

5 SUKSES DI BULAN RAMADHAN

8 JENIS TEMAN BERGAUL DAN PENGARUHNYA