BAB ADZAN


              ⓢⓘⓡⓐⓜⓐⓝ - ⓠⓞⓛⓑⓤ - ⓠⓗⓙ

Setiap hari, selama lima kali orang islam mendengar seruan adzan yang berkumandang di masjid-masjid. Adzan ini memberitahukan telah masuknya waktu shalat agar manusia-manusia yang tengah sibuk dengan pekerjaannya istirahat sejenak memenuhi seruan Allah ‘azza wajalla. Demikian pula, yang tengah terlelap tidur menjadi terbangun lantas berwudhu dan mengenakan pakaian terbaiknya untuk menunaikan ibadah shalat berjama’ah.

PENGERTIAN ADZAN

Adzan secara bahasa bermakna al i’lam yang berarti pengumuman atau pemberitahuan, sebagaimana firman Allah ‘azza wajalla

وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الأكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُه ✾ سورة التوبة ٣

Dan pengumuman dari Allah dan Rasulnya kepada ummat manusia di hari haji akbar bahwa Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari kaum musyrikin….. 

Adapun secara syar’i adzan adalah pemberitahuan masuknya waktu shalat dengan lafadz-lafadz yang khusus. 

Ada 4 hikmah adzan : 
❶ menampakkan syi’ar Islam, 
❷ menegakkan kalimat tauhid, 
❸ pemberitahuan masuknya waktu shalat, 
❹ seruan untuk melakukan shalat berjama’ah.

KEUTAMAAN ADZAN DAN MUADZIN

Salah satu tanda sempurnanya syari’at Islam ini adalah memberi dorongan kepada ummatnya untuk melaksanakan ibadah dengan menyebutkan keutamaan ibadah tersebut. Begitu pula adzan, banyak riwayat dari Rasulullah ﷺ yang menjelaskan tentang keutamaan adzan dan orang yang menyerukan adzan (muadzin).

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

إِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلاَةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ، حَتَّى لاَ يَسْمَعَ التَّأْذِيْنَ، فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثَوَّبَ بِالصَّلاَةِ أَدْبَر ... ✾رواه البخاری ٦٠٨ ومسلم ١٢٦٧

Apabila diserukan adzan untuk shalat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan terkentut-kentut hingga tidak mendengar suara adzan. Ketika muadzin telah selesai mengumandangkan adzan, maka dia datang kembali hingga ketika diserukan iqamat dia berlalu lagi … 

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu juga, dia mengabarkan sabda Rasulullah ﷺ

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوْا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوْا ✾ رواه البخاری ٦١٥ ومسلم ٩٨٠

Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak dapat memperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berundi untuk mendapatkannya…”

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، سَمِعَهُ مِنْ فَمِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ بِمَدِّ صَوْتِهِ، وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ ✾ رواه النسائي ، كِتَابُ الْأَذَانِ ، رَفْعُ الصَّوْتِ بِالْأَذَانِ

Muadzin diampuni sejauh jangkauan adzannya. Seluruh benda yang basah maupun yang kering yang mendengar adzannya memohonkan ampunan untuknya

عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ ، أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ، وَالْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ بِمَدِّ صَوْتِهِ، وَيُصَدِّقُهُ مَنْ سَمِعَهُ مِنْ رَطْبٍ وَيَابِسٍ، وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ ✾ رواه النسائي ، كِتَابُ الْأَذَانِ ، رَفْعُ الصَّوْتِ بِالْأَذَانِ

Dari Al-Barra' bin 'Azib bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Allah dan para malaikat mendoakan (orang-orang) yang berada di shaf terdepan. Seorang muadzin akan diampuni sepanjang suaranya dan dibenarkan oleh yang mendengarnya dari semua yang basah dan kering, dan dia mendapat pahala seperti pahala orang yang ikut shalat bersamanya."

عَنْ طَلْحَةَ بْنِ يَحْيَى عَنْ عَمِّهِ قَالَ : كُنْتُ عِنْدَ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ، فَجَاءَهُ الْمُؤَذِّنُ يَدْعُوهُ إِلَى الصَّلَاةِ، فَقَالَ مُعَاوِيَةُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : الْمُؤَذِّنُونَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ✾ رواه مسلم ، كِتَابٌ : الصَّلَاةُ ، بَابٌ : فَضْلُ الْأَذَانِ وَهَرَبُ الشَّيْطَانِ عِنْدَ سَمَاعِهِ

Dari Thalhah bin Yahya dari pamannya dia berkata; ‘Aku berada di samping Mu'awiyah bin Abi Sufyan, kemudian seorang muadzdzin datang dan menyerukan shalat, Mu'awiyah berkata; 'Aku mendengar Rasulullah bersabda: Para mu'adzdzin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat.

أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ قَالَ لَهُ : إِنِّي أَرَاكَ تُحِبُّ الْغَنَمَ وَالْبَادِيَةَ، فَإِذَا كُنْتَ فِي غَنَمِكَ أَوْ بَادِيَتِكَ فَأَذَّنْتَ بِالصَّلَاةِ، فَارْفَعْ صَوْتَكَ بِالنِّدَاءِ ؛فَإِنَّهُ لَا يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلَا إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ، إِلَّا شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ : سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ✾ رواه البخاري ، كِتَابُ الْأَذَانِ ، بَابُ رَفْعِ الصَّوْتِ بِالنِّدَاءِ

Abu Sa'id Al Khudriy radhiyallahu 'anhu berkata kepadanya; "Aku melihat kamu orang yang menyukai kambing dan lembah. Maka jika kamu sedang bersama kambingmu dan berada di lembah lalu kamu mengumandangkan adzan untuk shalat maka keraskanlah suaramu dalam mengumandangkan adzan tersebut, karena tidak ada seorangpun yang mendengar suara mu'adzin, apakah dia itu jin, manusia atau apapun melainkan dia akan bersaksi baginya (mu'adzin itu) pada hari kiamat". Abu Sa'id berkata; Aku mendengar keterangan ini dari Rasulullah ﷺ".

عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ وَالْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ بِمَدِّ صَوْتِهِ وَيُصَدِّقُهُ مَنْ سَمِعَهُ مِنْ رَطْبٍ وَيَابِسٍ وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ ✾ رواه النسائي ، كِتَابُ الْأَذَانِ ، رَفْعُ الصَّوْتِ بِالْأَذَانِ ، رقم الحديث : ٦٤٦، صحيح

Barra' bin 'Azib berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: Allah dan para malaikat mendoakan (orang-orang) yang berada di shaf terdepan. Seorang muadzin akan diampuni sepanjang suaranya dan dibenarkan oleh yang mendengarnya dari semua yang basah dan kering, dan dia mendapat pahala seperti pahala orang yang ikut shalat bersamanya.

Rasulullah ﷺ juga mendoakan para imam dan muadzin,

اللَّهُمَّ أَرْشِدِ الْأَئِمّةَ وَاغْفِرْ لِلَمْؤَذِّنِيْنَ ✾ رواه ابو داود ٥١٧ ، والترمذی ٢٠٧

Ya Allah berikan kelurusan bagi para imam dan ampunilah para muadzin.

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

الْإِمَامُ ضَامِنٌ وَالْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ، فَأَرْشَدَ اللهُ الْأَئِمّةَ وَعَفَا عَنِ المْؤَذِّنِيْنَ ✾ رواه ابن حبان

Imam adalah penjamin sedangkan muadzin adalah orang yang diamanahi. Semoga Allah memberikan kelurusan kepada para imam dan memaafkan para muadzin.

Demikianlah keutamaan-keutamaan yang terdapat pada adzan dan muadzin. Semoga kita termasuk dari golongan orang-orang yang ketika mendengar sebuah hadits, segera mengamalkannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARAWIH DIMASJID TAPI WITIRNYA DIRUMAH

5 SUKSES DI BULAN RAMADHAN

8 JENIS TEMAN BERGAUL DAN PENGARUHNYA