PINTU SURGANYA ISTRI

                      ⓢⓘⓡⓐⓜⓐⓝ-ⓠⓞⓛⓑⓤ-ⓠⓗⓙ
               
Isteri, memiliki pintu di rumahnya.
Pintu itu bisa mengantarkan dia ke surga atau melemparkannya menuju ke neraka.
Pintu itu hanya satu, yaitu SUAMI.

Isteri yang THA'AT dan mengerti degan hak-hak  suaminya, kelak memiliki kedudukan seperti lelaki yang mati syahid dalam peperangan di jalan Allah swt.

Amal ibadah yang paling utama bagi seorang isteri adalah "melayani suami dan meramut harta suami dan anak²nya", dan itu lebih utama dari ibadah sunnah apa pun.

Sebab itu amat rugi sekali wanita yang :
👉 Sibuk dengan dzikir,
tetapi suaminya terlantar tidak dipikirkan.
👉 Sibuk dengan al-Quran
tetapi suaminya tidak pernah disediakan makan.
👉 Sibuk dengan majlis ilmu,
tetapi dengan suaminya selalu perang mulut, berdebat, bicara kasar, menipu, berbohong, menyakitinya, memandangnya dengan pandangan rendah, meninggikan suara, menghina dll…

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhum, Nabi ﷺ bersabda :

اثْنَانِ لاَ تُجَاوِزُ صَلاَتُهُمَا رُؤُوْسَهُمَا : عَبْدٌ آبِقٌ مِنْ مَوَالِيْهِ حَتىَّ يَرْجِعَ، وَامْرَأَة ٌعَصَتْ زَوْجَهَا حَتَّى تَرْجِعَ ۞ رواه الحاكم في المستدرك ٤/٣٦٢٨ والطبرانی ٣٦٢٨

Ada dua golongan yang shalat mereka tidak melewati kepala-kepala mereka (tidak diterima oleh Allah), yaitu :
👉 Budak yang melarikan diri dari tuannya sampai dia kembali kepada tuannya,
👉 Dan istri yang durhaka (menentang) kepada suaminya hingga dia kembali taat.

Wahai para isteri …..
Tiada guna shalat-shalat sunnahmu
Tiada guna majlis ilmu yang kamu hadiri
Tiada guna puasamu
Tiada guna dzikirmu
Tiada guna hajimu
Tiada guna bacaan al-Qur'anmu
Tiada guna shadaqahmu
Jika kalian tidak tha'at kepada suami kalian...

KETHA'ATAN istri pada suami adalah jaminan surganya. Ketaatan yg baik apabila istri bisa menghormati (tadzim) kepada suaminya.

عَنْ عَمِّهِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : كَانَ أَهْلُ بَيْتٍ مِنَ الْأَنْصَارِ لَهُمْ جَمَلٌ يَسْنُونَ عَلَيْهِ، وَإِنَّ الْجَمَلَ اسْتَصْعَبَ عَلَيْهِمْ فَمَنَعَهُمْ ظَهْرَهُ، وَإِنَّ الْأَنْصَارَ جَاءُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا : إِنَّهُ كَانَ لَنَا جَمَلٌ نَسْنِي عَلَيْهِ، وَإِنَّهُ اسْتَصْعَبَ عَلَيْنَا، وَمَنَعَنَا ظَهْرَهُ، وَقَدْ عَطِشَ الزَّرْعُ وَالنَّخْلُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ : " قُومُوا ". فَقَامُوا، فَدَخَلَ الْحَائِطَ وَالْجَمَلُ فِي نَاحِيَتِهِ، فَمَشَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ، فَقَالَتِ الْأَنْصَارُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّهُ قَدْ صَارَ مِثْلَ الْكَلْبِ الْكَلِبِ، وَإِنَّا نَخَافُ عَلَيْكَ صَوْلَتَهُ. فَقَالَ : " لَيْسَ عَلَيَّ مِنْهُ بَأْسٌ ". فَلَمَّا نَظَرَ الْجَمَلُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْبَلَ نَحْوَهُ، حَتَّى خَرَّ سَاجِدًا بَيْنَ يَدَيْهِ، فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنَاصِيَتِهِ أَذَلَّ مَا كَانَتْ قَطُّ، حَتَّى أَدْخَلَهُ فِي الْعَمَلِ، فَقَالَ لَهُ أَصْحَابُهُ : يَا نَبِيَّ اللَّهِ، هَذِهِ بَهِيمَةٌ لَا تَعْقِلُ تَسْجُدُ لَكَ، وَنَحْنُ نَعْقِلُ فَنَحْنُ أَحَقُّ أَنْ نَسْجُدَ لَكَ. فَقَالَ : " لَا يَصْلُحُ لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ، وَلَوْ صَلَحَ لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا مِنْ عِظَمِ حَقِّهِ عَلَيْهَا، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ كَانَ مِنْ قَدَمِهِ إِلَى مَفْرِقِ رَأْسِهِ قُرْحَةً تَتَبَجَّسُ بِالْقَيْحِ وَالصَّدِيدِ، ثُمَّ اسْتَقْبَلَتْهُ تَلْحَسُهُ مَا أَدَّتْ حَقَّهُ ✾ رواه أحمد , مُسْنَدُ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

...Tidaklah pantas bagi seorang manusia untuk sujud kepada manusia yang lain. Seandainya pantas/boleh bagi seseorang untuk sujud kepada seorang yang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya dikarenakan besarnya hak suaminya terhadapnya. Demi dzat yang jiwaku berada di tangannya, seandainya pada telapak kaki sampai belahan rambut suaminya ada luka/borok yang mengucurkan nanah bercampur darah, kemudian si istri menghadap suaminya lalu menjilati luka/borok tersebut niscaya ia belum purna menunaikan hak suaminya.”

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَوْ أَمَرْتُ أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا، وَلَوْ أَنَّ رَجُلاً أَمَرَ امْرَأَتَهُ أَنْ تَنْقُلَ مِنْ جَبَلٍ أَحْمَرَ إِلَى جَبَلٍ أَسْوَدَ، وَمِنْ جَبَلٍ أَسْوَدَ إِلَى جَبَلٍ أَحْمَرَ لَكاَنَ لَهَا أَنْ تَفْعَلَ ✾ رواه ابن ماجه , كِتَابُ النِّكَاحِ , بَابٌ : حَقُّ الزَّوْجِ عَلَى الْمَرْأَةِ

Dari A'isyah bahwa nabi ﷺ bersabda :
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada seorang yang lain niscaya aku akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya. Seandainya seorang suami memerintahkan istrinya untuk pindah dari gunung merah menuju gunung hitam dan dari gunung hitam menuju gunung merah maka si istri harus melakukannya.”

Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَصَّنَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا، دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ ✾ رواه أحمد , مُسْنَدُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ الزُّهْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ

Apabila seorang isteri mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya (menjaga kehormatannya), dan tha'at kepada suaminya, niscaya dia akan masuk Surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya.

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا رَاضٍ عَنْهَا دَخَلَتِ الْجَنَّةَ ✾ رواه الترمذي ،أَبْوَابُ الرَّضَاعِ عَنِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، بَابٌ : مَا جَاءَ فِي حَقِّ الزَّوْجِ عَلَى الْمَرْأَةِ

Wanita (istri) mana saja yang meninggal dalam keadaan suaminya ridha kepadanya niscaya ia akan masuk surga.

Jangan sakiti dia suami,  walaupun terkadang dia memiliki kelemahan di sana-sini karna ridho suami adalah pintu surgamu

أَنَّ عَمَّةً لَهُ أَتَتِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَاجَةٍ، فَفَرَغَتْ مِنْ حَاجَتِهَا، فَقَالَ لَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ ؟ " قَالَتْ : نَعَمْ. قَالَ : " كَيْفَ أَنْتِ لَهُ ؟ " قَالَتْ : مَا آلُوهُ إِلَّا مَا عَجَزْتُ عَنْهُ. قَالَ فَانْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ ✾ رواه أحمد , أَوَّلُ مُسْنَدِ الْكُوفِيِّينَ , حَدِيثُ حُصَيْنِ بْنِ مِحْصَنٍ عَنْ عَمَّةٍ لَهُ

Perhatikanlah bagaimana hubunganmu dengannya karena suamimu (merupakan) Surgamu dan Nerakamu.

Maka selagi masih ada kesempatan, rubahlah sikapmu menjadi lebih baik lagi dan minta maaflah untuk mendapatkan surgamu.

Semoga Allah paring manfaat dan barokah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARAWIH DIMASJID TAPI WITIRNYA DIRUMAH

5 SUKSES DI BULAN RAMADHAN

8 JENIS TEMAN BERGAUL DAN PENGARUHNYA