ISLAM YANG ORI BUKAN ISLAM HASIL MODIFIKASI


Yah, apapun dalil yang dikemukakan, bila bertentangan dengan perkataan pemimpin, atau panutan, atau aliran kelompok, dengan entengnya ditinggalkan. 

Padahal syahadat kita adalah LAA ILAHA ILLALLAH dan MUHAMMAD RASULULLAH. Namun demikian mengapa menerima dalil dan meninggalkan pendapat ketua kelompok atau aturan main golongan terasa berat, sedangkan meninggalkan dalil terasa lebih ringan? Bukankah kita semua telah membaca, bahkan berkali kali firman Allah Ta'ala :
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukumi (mengadili) di antara mereka ialah ucapan "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Sudah sepatutnya ummat Islam berbesar jiwa dengan menanggalkan segala baju dan atribut, dan kembali kepada Al Qur'an dan As Sunnah, sesuai pemahaman yang orisinil alias asli, yaitu pemahaman para sahabat Rasulullah ﷺ

Sadarilah, bahwa sekedar mengaku beriman dan beragama Islam belum cukup sebagai bukti, bukti keislaman dan keimanan anda ialah kepatuhan anda kepada agama Islam yang orisinil dan bukan Islam yang telah dimodifikasi dan dikombinasi dengan pemikiran, aliran atau budaya atau AD/ART ormas atau kelompok.

Sudah tiba saatnya ummat Islam mampu membedakan antara pemahaman seseorang terhadap Islam dengan Islam, pemahaman bisa saja salah sedangkan Islam pasti benar. 

Saudaraku...! Cari spare part kendaraan saja maunya yang orisinil, masak urusan agama kita mau yang KW.

Rasulullah ﷺ bersabda:
Suatu saat, umatku pasti mengalami nasib serupa dengan nasib yang telah menimpa Bani Israil. Tingkat keserupaannya bagaikan terompah dibanding dengan terompah (sama persis). Andaikata dari mereka ada orang yang menzinai ibunya di hadapan khalayak ramai, niscaya akan ada dari umatku orang yang melakukannya. Dan sesungguhnya Bani Israil telah terpecah-belah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan. Sedangkan umatku akan terpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan dan semua golongan akan masuk neraka, kecuali satu golongan saja. Spontan para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah satu golongan itu? Beliau menjawab: (golongan yang menetapi) ajaran yang aku amalkan bersama para sahabatku.
Apa sebab 72 golongan Islam seperti disebutkan dalam dalil diatas akan masuk ke dalam neraka ? karna mereka tidak menetapi Jamaah. Karna menetapi Jamaah itu masuk ranah aqidah, bagian dari Ushuluddin.

Seperti penjelasan Ibnu Taimiyah dibawah ini:

Berkata Syaikh Islam Ibni Taimiyah: Sungguh terkumpul dalam beberapa hadits ini 3 perkara (yaitu) iklash beramal karna Allah, dan berbuat baik pada pemilik perkara (taat Amir) dan  menetapi Jamaahnya orang Islam. Dan tiga hal ini  merupakan terkumpulnya pokok agama (Ushuluddin).

Berarti menetapi Jamaah dan taat Imam/Amir, termasuk ranah aqidah (Ushuludin), bukan Tauhid saja yang masuk ranah Aqidah.

Kalau ada orang yang mengatakan cukup ber-TAUHID saja, maka berarti dia memisah²kan syariat agama Allah SWT.

الَّذِيــنَ فَرَّقُــوا دِينَهُــمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُـــمْ فِي شَــيْءٍ

Sesungguhnya orang2 yang memisah²kan agama mereka, menjadi beberapa golongan, maka tidaklah kamu ada urusan sedikitpun atas mereka.

Penjelasan tafsir:
Berkata Rasulullah didalam ayat ini: Sesungguhnya orang yang memisahkan agamanya menjadi beberapa golongan dan engkau tidak ada urusan dengan mereka...dst) dan mereka itu bukan golonganmu, meraka itu ahli BID'AH, ahli Syubhat, ahli SESAT dari umat ini".

Untuk mengetahui Ushuluddinnya benar, Tauhidnya benar, tentunya dengan cara mengaji.

Bagaimana seseorang mengatakan aqidahnya benar, Tauhidnya benar, kalau tidak pernah mengkaji Al-Qur'an dan Hadist ? Sedangkan mempelajari Al-Qur'an dan Hadist pasti dijamin benarnya.
Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARAWIH DIMASJID TAPI WITIRNYA DIRUMAH

5 SUKSES DI BULAN RAMADHAN

8 JENIS TEMAN BERGAUL DAN PENGARUHNYA