MENSYUKURI YANG SEDIKIT SEBELUM YANG BANYAK


Seseorang belum dikatakan mensyukuri Allah jika belum berterimakasih terhadap kebaikan orang. Hal ini seperti yang disabdakan oleh Nabi ﷺ :
Hadits ini mengandung dua pengertian:

1. Orang yang tabiat dan kebiasaannya tidak mau berterimakasih terhadap kebaikan orang, biasanya dia juga mengingkari nikmat Allah dan tidak mensyukurinya.

2. Allah tidak menerima syukurnya hamba kepada-Nya apabila hamba tidak mensyukuri kebaikan orang, karena dua hal ini saling berkaitan.

Orang yang tidak bisa mensyukuri pemberian orang meskipun hanya sedikit, bagaimana dia akan bisa mensyukuri pemberian Allah yang tak terhitung?! Allah berfirman:
ORANG-ORANG YANG HARUS DISYUKURI PEMBERIANNYA

Di antara manusia yang wajib disyukuri kebaikannya adalah kedua orang tua. Ini sebagaimana firman Allah:
Kedua orang tua telah mengorbankan semua miliknya demi kebaikan anaknya. Mereka siap menanggung derita karena ada seribu alasan untuk sang buah hatinya. Oleh karena itu, sebaik apa pun seorang anak menyuguhkan berbagai pelayanan kepada kedua orang tuanya, belumlah mampu membalas kebaikan mereka, kecuali apabila mereka (orang tua) tertawan musuh atau diperbudak lalu sang anak membebaskannya dan memerdekakannya. 

Hak kedua orang tua sangatlah besar sehingga sangat besar pula dosa yang ditanggung oleh seseorang manakala mendurhakai kedua orang tuanya.

Demikian pula, kewajiban seorang istri untuk berterimakasih kepada suaminya sangatlah besar. Seorang suami telah bersusah-payah mencarikan nafkah serta mencukupi kebutuhan anak dan istrinya. Oleh karena itu, seorang istri hendaknya pandai-pandai berterimakasih atas kebaikan suaminya. Jika tidak, dia akan diancam dengan api neraka.

Dahulu ketika melakukan shalat gerhana, diperlihatkan surga dan neraka kepada Rasulullah ﷺ. Beliau diperlihatkan api neraka yang ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita. Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa sebabnya adalah mereka banyak melaknat dan mengingkari kebaikan suaminya.

Rasulullah ﷺ bersabda:
Ketika Nabi ﷺ menyampaikan wasiat tersebut, ada seorang wanita bertanya,
Mengapa kami (para wanita) menjadi mayoritas penghuni neraka? Beliau menjawab, Kalian banyak melaknat dan mengingkari (kebaikan) suami.

Apabila seorang istri disyariatkan untuk mengingat kebaikan suaminya, demikian pula seorang suami hendaknya mengingat-ingat kebaikan istrinya.

Rasulullah ﷺ senantiasa mengingat-ingat jasa dan perjuangan istrinya tercinta, Khadijah bintu Khuwailid radhiyallahu 'anha. Hal ini seperti yang disebutkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu 'anha, dalam hadist berikut,
Aisyah berkata; Saya tidak pernah merasa cemburu kepada para istri Rasulullah ﷺ yang lain kecuali kepada Khadijah, meskipun dia tidak hidup semasa dengan saya. Pernah, pada suatu hari, ketika Rasulullah ﷺ menyembelih seekor kambing, beliau berkata, 'Berikanlah sebagian daging kambing kepada teman-teman Khadijah! ' maka saya marah kepada Rasulullah sambil berkata; Khadijah?" Lalu beliau menjawab, "Sesungguhnya aku benar-benar telah dianugerahi cinta Khadijah." 
(beliau menyebut kebaikannya dan memujinya). Saya juga mempunyai anak darinya’.” 

Di sini, Nabi ﷺ mengingat-ingat kebaikan istri beliau yang pertama yang memiliki setumpuk kebaikan. Dialah Khadijah. Dia termasuk orang yang pertama masuk Islam, membantu Nabi ﷺ dengan hartanya, dan mendorong Nabi ﷺ untuk senantiasa tegar menghadapi setiap masalah. Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim selalu menjaga kebaikan istrinya, temannya, dan kawan sepergaulannya dengan mengingat-ingat kebaikan mereka dan memujinya.

Ada contoh lain dari praktek shahabat dalam membalas kebaikan orang lain.
Anas bin Malik dia berkata; 'Saya pernah bepergian bersama Jarir bin Abdullah Al Bajali dan dia melayani segala keperluan saya. Lalu saya berkata kepadanya, "Hai Jarir, janganlah kamu sibuk melayani saya!" Jarir menjawab, "Saya pernah melihat orang-orang Anshar membantu Rasulullah ﷺ, hingga saya bersumpah bahwasanya jika saya berteman dengan seorang sahabat Anshar, maka saya pasti akan melayaninya." Ibnu Mutsanna dan Ibnu Basyar menambahkan di dalam Hadits keduanya, 'Jarir lebih tua dari Anas."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARAWIH DIMASJID TAPI WITIRNYA DIRUMAH

5 SUKSES DI BULAN RAMADHAN

8 JENIS TEMAN BERGAUL DAN PENGARUHNYA