MEMBANGUN KELUARGA YANG SAMAWA DUNIA AKHIRAT
Mempunyai rumah tangga sakinah tentu impian setiap insan, baik mereka yang belum menikah maupun yang sudah menjalani proses pernikahan.
Setiap pernikahan yang dibangun oleh sepasang suami istri pasti dikehendaki untuk langgeng tanpa ada perceraian yang menimpa. Setiap keluarga yang dibina pasti diinginkan untuk tetap terus kokoh sampai kapan pun di mana terjalin ikatan lahir batin yang baik antar semua anggotanya.
Dalam sebuah kehidupan berkeluarga yang terbina dengan baik setiap anggotanya akan saling memperhatikan satu sama lain, berkeinginan untuk selalu berbagi dan bersama dalam suka dan duka. Sebuah contoh kecil, seorang yang baik biasanya akan teringat orang tua, suami, istri dan anak-anaknya saat dia makan enak sendirian di sebuah restoran. Seenak apa pun makanan yang disajikan untuknya dirasa tidak istimewa tanpa kehadiran anggota keluarga tercinta.
Namun sebaliknya, sesederhana apa pun makanan yang disantap akan terasa nikmat bila dinikmati bersama seluruh anggota keluarga. Gambaran kecil seperti itu bukan saja dialami oleh setiap manusia yang hidup di dunia, tapi bahkan saat di akhirat kelak seorang yang baik akan merasa kesepian bila dia menikmati hasil ketaatannya sendirian tanpa ditemani anggota keluarganya baik orang tua, suami, istri atau anak-anak keturunannya.
Dengan demikian berkumpulnya semua anggota keluarga di dunia hingga akhirat dalam kebaikan mestinya menjadi cita-cita bagi setiap orang mukmin yang berkeluarga.
Dalam Surat An-Nisa ayat 11 Allah berfirman:
آباؤُكُمْ وَأَبْناؤُكُمْ لا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا
Orang-orang tua dan anak-anak kalian, kalian tidak tahu manakah di antara mereka yang lebih dekat kemanfaatannya bagi kalian.
Mengenai ayat tersebut sahabat Abdullah bin Abas mengatakan bahwa kelak Allah akan memberi syafaat kepada orang-orang mukmin, di mana sebagian mereka akan memberi syafaat kepada sebagian yang lain.
Siapa yang lebih taat kepada Allah maka dialah yang lebih tinggi derajatnya di surga. Maka bila ada orang tua yang lebih tinggi derajatnya di surga daripada anaknya, maka atas permintaan sang orang tua Allah akan menaikkan derajat anaknya sehingga orang tuanya akan merasa bahagia bisa kembali berkumpul dengan anaknya. Begitu pula sebaliknya, bila sang anak lebih tinggi derajatnya di surga dibanding orang tuanya, maka Allah akan menaikkan derajat orang tuanya sehingga sang anak merasa senang dapat berkumpul kembali dengan orang tuanya.
Hal serupa juga disinggung dalam Surat At-Thur ayat 21 yang menyebutkan bahwa di akhirat kelak seorang mukmin akan ditemukan dengan anak-anak keturunannya yang sama-sama beriman. Penjelasan atas ayat tersebut dirasa penting untuk diperhatikan oleh setiap orang mukmin yang membina keluarga, baik pasangan suami istri baru atau pun yang telah lama membangun dan membina rumah tangga.
Bahwa ikatan pernikahan bukan saja dirajut untuk membangun keluarga yang kokoh di dunia tapi juga diharapkan akan mampu mengumpulkan kembali setiap anggota keluarga di akhirat kelak di tempat penuh kenikmatan. Dan untuk mencapai itu mesti ada usaha dari setiap anggota keluarga untuk menjadi orang yang terbaik di hadapan Allah agar kelak dia bisa mengangkat derajat anggota keluarga yang lain.
Lebih khusus lagi bagi orang tua semestinya berusaha lebih kuat untuk bisa menciptakan generasi yang taat beragama. Pendidikan agama mesti lebih diperhatikan untuk diberikan kepada anak-anak agar tercipta generasi yang shalih lahir dan batin. Karena dia tidak tahu apakah dirinya atau anak-anaknya yang kelak lebih memberi manfaat meninggikan derajat yang lainnya di surga.
Semoga Allah menjadikan rumah tangga kita semua menjadi rumah tangga sakinah mawaddah wa rahmah….
Komentar
Posting Komentar