PUJIAN adalah Ujian.

Saudaraku ada sebuah nasehat yang cukup indah tentang menilai sebuah pujian manusia pada diri kita

Ketahuilah bahwa manusia biasa memujimu karena itulah yang mereka lihat secara lahir darimu. Seharusnya engkau menjadikan dirimu itu cambuk dari pujian tersebut. Karena ingatlah orang yang paling bodoh itu adalah yang dirinya merasa yakin akan pujian manusia kepadanya padahal dia sendiri yakin akan kekurangan dirinya.

Sesungguhnya ada diantara manusia yang suka dipuji, padahal dia disisi Allah tidaklah lebih berat dari sayap seekor nyamuk.

Janganlah engkau tertipu dengan pujian orang lain yang menghampirimu. Sesungguhnya mereka yang memuji tidaklah mengetahui dirimu sendiri kecuali yang nampak saja bagi mereka. Sedangkan engkau sendiri yang mengetahui isi hatimu. Ada ulama yang mengatakan, Barangsiapa yang begitu girang dengan pujian manusia, syaithon pun akan merasuk dalam hatinya.

Oleh karenanya diantara doa yang dipanjatkan oleh sahabat Utbah bin Ghazwan :

أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ أَكُونَ فِي نَفْسِي عَظِيمًا وَعِنْدَ اللَّهِ صَغِيرًا ✾ رواه مسلم

Aku berlindung kepada Allah dari sifat merasa besar dalam jiwaku dan kecil disisi Allah.

Ada tiga ciri tanda seorang manusia memiliki niat karna Allah :

❶. Tetap merasa sama antara pujian dan celaan orang lain,
❷. Melupakan amalan kebajikan yang dulu pernah diperbuat,
❸. Mengharap balasan dari amalan di akhirat (dan bukan di dunia).

Seperti kita ketahui bahwa air dan api tidak mungkin saling bersatu, bahkan diantara keduanya pasti akan saling berusaha membinasakan. Demikianlah halnya niat mukhlis karna Allah dan pujian, sama sekali tidak akan menyatu bersama.. Karena mengharapkan pujian dari manusia dalam amalan pertanda hati tidak mukhlis karna Allah dalam beramal

Tidak mungkin dalam hati seseorang menyatu antara niat karena Allah dan mengharap pujian dari manusia kecuali bagaikan air dan api.

Semoga Allah memperbaiki hati kita dan selalu menjaga niat karna Allah kita dalam setiap beramal...