KISAH NABI NUH DAN QAUMNYA
Dahulu ada beberapa orang shalih bernama Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr yang dicintai oleh masyarakat. Ketika mereka wafat, maka masyarakat merasa sedih karena kehilangan mereka, saat itulah setan memanfaatkan kesedihan itu dengan membisikkan mereka agar membuatkan patung-patung dengan nama-nama mereka untuk mengenang mereka. Akhirnya, masyarakat pun melakukannya.
Dia (Ibnu Abbas) berkata, “Ini adalah nama-nama orang Shalih dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kepada kaum mereka untuk mendirikan berhala pada majelis mereka dan menamakannya dengan nama-nama mereka.
Waktu pun berlalu, namun patung-patung itu belum disembah sampai mereka yang membuat patung-patung itu meninggal dan datanglah anak cucu mereka dan ilmu telah tiada, yang kemudian disesatkan oleh setan. Setan menjadikan mereka menganggap bahwa patung-patung itu adalah sesembahan mereka
Mereka pun menyembah patung-patung itu dan mulai saat itu tersebarlah kesyirikkan di tengah-tengah mereka, maka Allah mengangkat seorang laki-laki di kalangan mereka sebagai nabi dan Rasul-Nya, yaitu Nabi Nuh. Allah memilihnya di antara sekian makhluk-Nya, Dia mewahyukan kepadanya agar mengajak kaumnya menyembah kepada Allah saja dan meninggalkan sesembahan-sesembahan selain-Nya. Mulailah Nabi Nuh berdakwah, dia berkata kepada mereka:
Wahai Qaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa adzab hari yang besar (kiamat).Maka diantara Qaumnya ada yang mengikuti ajakannya, mereka terdiri dari kaum fakir dan dhu’afa (lemah). Adapun orang-orang kaya dan kuat, maka mereka menolak dakwahnya, sebagaimana istrinya dan salah satu anaknya juga menolak dakwahnya. Mereka yang menolak dakwahnya menenatangnya dan berkata kepadanya,
Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara Kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.
Nabi Nuh tidak berputusa asa terhadap sikap Qaumnya yang menolak dakwahnya, dia terus mengajak mereka di malam dan siang hari, menasihati mereka secara rahasia dan terang-terangan, menjelaskan kepada mereka dengan lembut hakikat dakwah yang dibawanya, tetapi mereka tetap saja kafir kepadanya, tetap saja sombong dan melampaui batas, dan terus membantah Nabi Nuh dan keadaan itu berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Mereka juga menyakitinya, menghinanya, dan memerangi dakwahnya.
Allah tidak melihat seseorang dari kekayaannya , tidak dari ketampanan atau kecantikannya , tetapi keimanannya.Orang fakir yang beriman jauh lebih mulia disisi Allah di banding seorang kaya yang kafir
Pernah suatu ketika, sebagian orang-orang kaya mendatangi Nabi Nuh dan meminta kepadanya untuk mengusir orang-orang fakir yang beriman kepadanya agar orang-orang kaya ridha dan mau duduk bersamanya sehingga bisa beriman kepadanya, namun Nabi Nuh menjawab,
Wahai Qaumku! Aku tidak meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu sebagai suatu kaum yang tidak mengetahuiDan (Nuh berkata), “Wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongku dari (adzab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?”
Maka kaumnya pun marah dan menuduhnya telah sesat, dan mereka berkata,
Sesungguhnya kami melihatmu berada dalam kesesatan yang nyata.Nabi Nuh balik menjawab, Wahai Qaumku! Tidak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam
Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku, aku memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.
Maka Nabi Nuh pun bersedih karena Qaumnya tidak mau memenuhi ajakannya, bahkan sampai meminta agar disegerakan adzab untuk mereka. Meskipun begitu, Nabi Nuh tidak berputus asa, dia tetap berharap kiranya ada di antara mereka yang mau beriman.
Hari demi hari berganti, bulan demi bulan berganti dan tahun pun berganti dengan tahun berikutnya, tetapi ajakan Beliau tidak membawa hasil, Beliau berdakwah kepada kaumnya dalam waktu yang cukup lama, yaitu 950 tahun sebagaimana yang difirmankan Allah,
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun..Namun sedikit sekali yang mau beriman kepadanya. Hingga akhirnya, Beliau mengadu kepada Allah seperti yang disebutkan dalam surah Nuh:
Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru Qaumku diwaktu malam dan siang, Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari . Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka supaya Engkau ampuni mereka, mereka memasukkan jari mereka ke dalam telinga dan menutupi bajunya dan mereka tetap (di atas sikapnya) dan menyombongkan diri dengan sangat.Nabi Nuh berkata, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi , Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.
Maka Allah memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk membuat kapal, dan mengajarkan kepadanya bagaimana membuatnya dengan baik.
Mulailah Nabi Nuh membuat kapal dengan dibantu orang-orang yang beriman kepadanya. Setiap kali, orang-orang kafir melewati Nuh dan pengikutnya, mereka menghina dan mengejeknya karena melihat Beliau membuat kapal besar di gurun sahara yang tidak ada sungai dan laut.
Penghinaan mereka bertambah, ketika mereka tahu bahwa maksud Nabi Nuh membuatnya adalah untuk menyelamatkan dirinya dan pengikutnya dari adzab yang akan Allah timpakan kepada mereka.
Akhirnya, pembuatan kapal pun selesai, Nabi Nuh mengetahui bahwa banjir besar akan tiba, maka dia meminta kepada setiap mukmin dan mukminah untuk menaiki kapal tersebut, dia juga mengangkut setiap hewan, burung, dan hewan lainnya sepasang.
Hingga ketika Nabi Nuh bersama pengikutnya telah berada di atas kapal, datanglah banjir besar. Langit mengucurkan hujannya dengan deras, mata air di bumi pun mulai memancarkan airnya dengan kuat, Nuh pun berkata
Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Kapal pun mulai berlabuh dan mengapung di atas air. Ketika itu, Nabi Nuh melihat anaknya yang kafir, dia memanggilnya dan berkata,
Wahai anakku! Naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.Tetapi anaknya menolak ajakannya dan berkata,
Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari banjir besar!Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi pada hari ini dari adzab Allah selain Allah Yang Maha Penyayang.” Gelombang pun menjadi penghalang antara keduanya; maka anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.
Kesudahan yang baik bagi orang-orang yang beriman dan kebinasaan bagi mereka yang membangkang
Qaum Nabi Nuh yang kafir saat melihat air membanjiri rumah mereka dan mengalir dengan derasnya, maka mereka merasa akan binasa, mereka pun segera mencari tempat-tempat tinggi untuk menyelamatkan diri, tetapi sayang sekali, ternyata banjir itu telah mencapai puncak gunung. Allah membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan Nabi Nuh dan para pengikutnya. Nuh dan pengikutnya pun bersyukur kepada Allah atas keselamatan yang diberikan-Nya.
Setelah Qaum yang kafir itu tenggelam, maka diwahyukan kepada langit dan bumi,
Wahai bumi telanlah airmu, dan wahai langit berhentilah,” maka air pun surut, kapal itu pun berlabuh di atas bukit Judi.Selanjutnya, Allah memerintahkan Nabi Nuh dan para pengikutnya turun dari kapal, Dia berfirman,
Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu.Ketika diketahui oleh Nabi Nuh bahwa anaknya termasuk orang-orang yang ditenggelamkan, Nabi Nuh berkata:
Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.Allah berfirman:
Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya perbuatannya tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu agar kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.Nuh pun berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tidak mengetahuinya, Dan sekiranya Engkau tidak memberikan ampun kepadaku, serta menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.”
Faidah dari kisah nabi Nuh dan Qaumnya
- Nuh adalah rasul pertama yang diutus Allah ke muka bumi yang mana pada masa beliau lah kemusyrikan pertama dilakukan oleh anak adam.. , karenanya diantara hikmah Allah mengutus para rasul yaitu : mengembalikan manusia kepada fitrahnya yaitu : hanya semata-mata menyembah Allah , dan mengingkari apa-apa yang disembah selain Allah..
- Kita tidak boleh terlalu memuja-muja orang sholih , cukuplah kita meneladani mereka dan meniru kebaikan-kebaikan mereka
- Kesyirikan dan kedurkahaan kepada Allah itu terjadi tidak lain karna kebodohan dan diangkatnya ilmu
- Jangan berbangga dengan kekayaan , betapa banyak orang fakir yang diremehkan manusia lebih mulia disisi Allah dari pada orang kaya karna keimanan yang mereka miliki
- Kalau salah satu diantara keluarga kita kafir sejatinya dia bukanlah keluarga kita disisi Allah
- Mungkin Allah menguji kita dengan sebuah musibah kemudian menyiapkan hadiah yang istimewa pada akhirnya.. Mungkin Allah biarkan orang-orang kafir bersenang-senang dengan kekafiran mereka , kemudian disiapkan bagi mereka adzab yang pedih pada akhirnya..
Komentar
Posting Komentar