SIBUK NGURUSI AIB ORANG LAIN

               SIBUK NGURUSI AIB ORANG LAIN 😄
               ⓢⓘⓡⓐⓜⓐⓝ-ⓠⓞⓛⓑⓤ-ⓠⓗⓙ

Membicarakan aib itu -bagi sebagian orang- memang mengasyikan..

Seringkali dalam keadaan sadar namun kadangkala tidak tahu dia sudah terjatuh didalamnya..

Maka kenali ghibah itu apa..

Nabi ﷺ menjelaskan definisi ghibah:

ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ

Engkau menyebutkan tentang saudaramu dalam perkara yang dia benci (bila orang lain mengetahuinya)

Seorang sahabat lantas bertanya,
“Bagaimana pendapatmu wahai Nabi, apabila yang aku ceritakan itu benar ada pada saudaraku (sesuai dengan faktanya)..?”

Beliau ﷺ menjawab,

إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ ✾ رواه مسلم ٢٥٨٩ ، والترمذی ١٩٣٥ ، وابو داود ٤٨٧٤

Apabila yang kamu ceritakan itu benar ada padanya (sesuai dengan faktanya), berarti kamu telah mengghibahinya..

Namun jika ternyata yang kamu ceritakan itu tidak sesuai dengan faktanya, berarti kamu telah mengadakan kedustaan (memfitnah) atasnya..

Lebih baik kita sibuk mengurusi aib diri sendiri daripada larut membicarakan kesalahan orang..

Apalagi jika ternyata cerita itu tidak benar maka terjatuh pada perkara dusta..

Sesungguhnya ghibah itu diharamkan bagi orang yang mendengarkan dan menyetujuinya, sebagaimana diharamkan bagi orang yang berghibah.

👉 Sarapan pagi sudah..
Makan siang sudah, makan sore baru saja..

👉 Berarti sudah kenyang kan?

👉 Maka jangan ditambah dengan menyantap daging bangkai saudara sendiri ya..😄

👉 Secara gamblang Nabi ﷺ menjelaskan definisi ghibah,

ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ✾ رواه مسلم ٢٥٨٩ ، والترمذی ١٩٣٥ ، وابو داود ٤٨٧٤

Kamu menyebutkan tentang saudaramu dalam perkara yang dia benci (bila diketahui orang lain)

👉 Jadi, bila ada yang mengajak makan bareng menu daging bangkai saudara... mintalah ganti menu yang lainnya 😊 

👉 Bermuka manis itu ada yang terpuji dan ada yang tercela.

👉 Tercela jika ketika bertemu dia bermuka manis, lalu ketika di belakang dia mencela, mengghibah, dan menjelek jelekkan.

👉 Terpuji ketika seseorang memiliki perasaan hasad, iri, dan ketidaksukaan pada orang lain yang tidak dibenarkan oleh syariat.

Lalu ketika bertemu dengan orang tersebut dia berusaha untuk berjuang menahan perasaan itu. Dia berusaha untuk menampakkan muka manis.

Dia mencoba berkata kata yang baik, mengalihkan ke pemikiran yang positif, dan menjaga agar tidak menjelek jelekkan di belakangnya.

Inilah bermuka manis yang terpuji.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARAWIH DIMASJID TAPI WITIRNYA DIRUMAH

5 SUKSES DI BULAN RAMADHAN

8 JENIS TEMAN BERGAUL DAN PENGARUHNYA