RASULULLAH ‎ﷺ ‏LEBIH MENGKHAWATIRKAN HAL INI DARIPADA FITNAH DAJJAL ‎

Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu mengatakan,

Rasulullah ﷺ keluar menjumpai kami ketika kami sedang memperbincangkan Masih ad-Dajjal.

Rasulullah pun bersabda, 

Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang menurutku lebih aku khawatirkan menimpa kalian daripada fitnah al-Masih ad-Dajjal?”

Kami menjawab, “Tentu wahai Rasulullah.”

Rasulullah bersabda,

Sesuatu tersebut adalah syirik khafi (yang sifatnya tersembunyi), (misalnya) ketika seseorang shalat, lalu dia memperbagus shalatnya karena ada orang lain yang melihatnya.

Syirik khafi seperti yang di contohkan oleh Nabi ﷺ di atas merupakan perbuatan yang menunjukkan tidak adanya niat karena Allah dalam beramal. 

Orang tersebut sengaja memperbagus shalatnya karena ada orang lain yang melihat dirinya. 

Inilah perbuatan riya’.

Mengapa riya’ lebih dikhawatirkan oleh Nabi ﷺ daripada fitnah Masih ad-Dajjal? 

Hal ini karena:

❶ Riya’ bisa menimpa siapa saja, orang alim maupun orang jahil, orang yang thaat maupun orang yang suka berbuat maksiat, semuanya bisa terjangkiti penyakit. Sementara fitnah Dajjal hanya akan menimpa orang-orang kafir dan jahil.

❷ Riya’ terjadi di sepanjang masa, dari dulu, sekarang, hingga hari kiamat. Sementara fitnah dajjal akan terjadi pada masa yang terbatas, yaitu di akhir zaman menjelang hari kiamat.

Memang niat hanya karena Allah dalam beramal itu amat sulit. Sementara tidak niat karna Allah dalam beramal itu gampang sekali menjangkiti kita. 

Riya’, sum’ah, ingin dipuji, ingin disebut seringkali muncul dalam benak pikiran kita. 

Semoga Allah selamatkan kita darinya.

Maka dari itu, senantiasa mengkoreksi niat adalah sesuatu yang penting, diiringi doa kepada Allah agar membersihkan niatan amal yang kita lakukan.

Yaa Allah bersihkanlah hatiku dari sifat munafik, (bersihkanlah) amalku dari riya, (bersihkanlah) lisanku dari dusta, (bersihkanlah) mataku dari pengkhianatan. Sesungguhnya Engkau mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan didalam dada (hati).