TELADAN YANG BAIK ADALAH NASEHAT YANG TERBAIK

Jamaah di saat ini membutuhkan teladan yang baik, yang dibuktikan dengan tingkah, perilaku, adab dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Jika hanya dengan perkataan saja, maka hal tersebut tidaklah cukup.

Banyak penyampai/pengurus/mubaligh menyeru agar jamaah shalat berjamaah di masjid akan tetapi ternyata dia sendiri tidak shalat berjamaah di masjid. Banyak para penyampai menyerukan agar berakhlak mulia dan pandai menjaga lisan, tetapi ternyata dia sendiri tidak memiliki akhlak mulia dan tidak bisa “menyaring” kata-katanya.

Perkataan saja tidak cukup, tetapi haruslah diberikan teladan dengan perbuatan. Bahkan, ketika perjanjian Hudaibiyah, Nabi ﷺ dan para sahabat dihalangi oleh orang-orang musyrik Quraisy untuk masuk ke kota Mekkah. Padahal pada saat itu Rasulullah ﷺ dan para sahabat ingin berumrah. Akhirnya mereka pun tidak bisa melanjutkan umrahnya dan terpaksa membatalkan umrahnya dengan cara menyembelih hewan dan mencukur rambut. Rasulullah ﷺ mengatakan kepada para sahabat:

Sahabat yang meriwayatkan hadits ini mengatakan, “Demi Allah tidak ada seorang pun yang berdiri, sampai-sampai Rasulullah ﷺ mengatakannya tiga kali. Ketika (beliau melihat) tidak ada yang berdiri, maka Rasulullah ﷺ pun menemui Ummu Salamah dan beliau pun menceritakan apa yang terjadi. Kemudian Ummu Salamah mengatakan, ‘Apakah engkau menginginkan hal itu? Keluarlah, kemudian janganlah engkau berbicara satu kata kepada seorang pun sampai engkau menyembelih untamu dan engkau panggil tukang cukurmu kemudian dia mencukurmu.’ Beliau pun melakukan apa yang disarankan oleh istri beliau. Ketika para sahabat melihat hal tersebut, mereka pun berdiri kemudaian menyembelih, kemudian sebagian mereka mencukur sebagian yang lain.”

Kita semua mengetahui bahwa para sahabat adalah orang yang paling taat dalam mengikuti Nabi ﷺ, tetapi ketika diperintahkan, mereka pun tidak cukup hanya dengan perkataan, tetapi mereka juga butuh praktik langsung dari Rasulullah ﷺ.

Begitu pula hadits berikut:

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “Dulu Nabi ﷺ memakai cincin dari emas, kemudian orang-orang pun memakai cincin dari emas. Kemudian Nabi ﷺ bersabda, ‘Dulu saya memakai cincin dari emas’, kemudian beliau pun membuang cincin tersebut dan berkata, ‘Sesungguhnya saya tidak akan pernah memakainya lagi selama-lamanya.’ Kemudian orang-orang pun membuang cincin-cincin mereka.”

Ini menunjukkan pentingnya sebuah keteladanan dalam perbuatan. Dan hadits ini juga menunjukkan semangat para sahabat yang sangat hebat dalam mengikuti dan mencontoh Nabi ﷺ.

PAHALA YANG BESAR MENJADI TELADAN YANG BAIK

Orang yang menjadi teladan yang baik untuk orang lain akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar sebagaimana dikabarkan oleh Nabi ﷺ. Beliau bersabda:

Barang siapa mencontohkan ajaran/sunnah yang baik, maka dia akan mendapatkan pahala mengerjakannya dan pahala orang yang mengerjakannya juga setelahnya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka.

DOSA AKIBAT MENJADI TELADAN YANG BURUK

Begitu pula sebaliknya orang yang menjadi teladan yang buruk untuk orang lain, dia akan mendapat ancaman yang besar. Rasulullah ﷺ bersabda:

Barang siapa yang mencontohkan ajaran/kebiasaan yang buruk, maka dia akan mendapatkan dosa mengerjakannya dan dosa orang yang mengerjakannya juga setelahnya, tanpa mengurangi sedikitpun dosa mereka.

Begitu pula, orang tersebut akan mendapatkan siksa yang amat pedih di neraka. Rasulullah ﷺ bersabda: 

Seorang laki-laki didatangkan pada hari kiamat, kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian keluarlah usus-usus perutnya, kemudian dia berputar-putar mengelilinginya sebagaimana keledai mengitari poros ikatannya . Kemudian penduduk neraka pun mengatakan, “Wahai Fulan! Apa yang terjadi pada dirimu? Bukankan dulu engkau menyuruh untuk melakukan perbuatan yang makruf (baik) dan engkau melarang dari perbuatan yang mungkar (buruk)?” Dia pun menjawab, “Ya, dulu saya menyuruh (orang lain) untuk melakukan perbuatan makruf (baik) tetapi saya tidak mengerjakannya. Saya melarang dari perbuatan mungkar, tetapi saya mengerjakannya.


CONTOH YANG BAIK DARI UMAR BIN KHATTAB

Teladan yang baik juga ada pada para sahabat Nabi ﷺ. Di antaranya adalah ‘Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu. Ketika beliau menjadi amirul-mu'minin, Salim cucu beliau menceritakan:

Dulu ‘Umar apabila melarang manusia untuk melakukan sesuatu, maka beliau mengumpulkan keluarganya. Kemudian beliau berkata, ‘Sesungguhnya saya telah melarang manusia untuk melakukan ini dan itu. Orang-orang akan benar-benar melihat kalian sebagaimana seekor burung mengincar daging. Demi Allah! Jika saya mendapatkan seorang dari kalian melakukannya maka saya akan lipat gandakan hukumannya dua kali lipat.

DO'A YANG DIABADIKAN ALLAH DALAM Al-QUR'AN

Allah berfirman:

Maksud dari menjadi ‘imam bagi orang-orang yang bertakwa’ adalah menjadi imam yang diteladani di dalam kebaikan. Sebagaimana dikatakann oleh Ibnu ‘Abbas, Hasan, Qatadah dan Ar-Rabi’ bin Anas.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita memohon kepada Allah agar menjadi pemimpin atau imam bagi orang-orang yang bertakwa, karena tidaklah mungkin seseorang menjadi pemimpin orang yang bertakwa kecuali dia telah menjadi orang yang bertakwa.

Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat dan mengingatkan kepada kita agar bisa menjadi teladan yang baik untuk orang-orang di sekitar kita.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARAWIH DIMASJID TAPI WITIRNYA DIRUMAH

5 SUKSES DI BULAN RAMADHAN

8 JENIS TEMAN BERGAUL DAN PENGARUHNYA